Rabu, 10 September 2014

Selamat pagi!!
Pagi..pagi..pagi SMKKI Yes!!
Siapa Kita? Skithers
Jiwa Kita? Merah-Putih
Semangat Kita? Pantang Mundur

Itu tadi sepenggal yel-yel penyemangat yang kami teriakkan dalam kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan pada tanggal 28-29 Agustus 2014, kegiatan tersebut tepatnya dilaksanakan Yonif 400/Raider yang berada di jalan Setia Budi, Srondol Semarang. Kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya dilaksanakan oleh SMK Kimia Industri Theresiana Semarang . Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kewiraan tersebut diikuti seluruh siswa kelas X (Sepuluh) yang berjumlah 81 siswa yang terdiri dari 49 Siswa Putri dan 32 Siswa Putra.

Kamis, 28 Agustus 2014 sekitar pukul 08.30 WIB kami bertolak dari sekolah menuju Banteng Raider diangkut menggunakan 3 truk tentara yang sangat besar, ada perasaan cemas, takut, gembira juga bangga, selayaknya para serdadu kami merasa seperti akan berangkat ke medan perang demi membela tanah air tercinta. (Cie..cie..jiwa patriotismenya muncul)




Sepanjang perjalanan, semua sangat bersemangat, tidak lama sekitar 15 menit kemudian, akhirnya kami sampai di Banteng Raider. Di sana bersih, hijau dan tertata rapi, itu yang kami lihat pertama kali. Turun dari truk kemudian kami baris berdasarkan kelas masing-masing, setelah itu dibagi menjadi 3 pleton yang masing-masing terdiri dari 27 orang. Kami dipersilahkan untuk meletakkan tas ke tenda yang telah disiapkan. Ada 3 tenda, 2 untuk putri dan 1 untuk putra. Setelah mengikuti acara pembukaan, kami berlatih baris-berbaris sampai pukul 11.30 WIB.

Kemudian kami berjalan menuju rumah makan pandawa untuk makan siang. Ternyata makanpun harus ada tata caranya. Jadi sampai di sana kami tidak langsung makan, namun dilatih terlebih dulu agar menguasai tata cara atau prosedurnya. Sebelum masuk ruang makan, kita harus laporan terlebih dahulu, setelah pelatih menilai bahwa kami benar dalam melakukan laporan, maka kami baru diperbolehkan untuk masuk dan mengambil makanan, dan sebaliknya apabila laporan kami kurang sempurna, maka kami harus mengulang dan antre di baris paling belakang (pokoknya ekstra konsentrasi dan sabar).

Kalau biasanya tempat makan yang umum kita gunakan itu piring, namun di sana berbeda, kami makan menggunakan ompreng yaitu tempat makan yang terbuat dari sejenis kaleng atau besi stainless steel. Setelah mengambil makanan kita harus duduk rapi di lantai, menata ompreng serapi mungkin dan tidak boleh miring sedikitpun. Kami tidak boleh langsung makan terlebih dahulu, harus menunggu semuanya mengambil makanan dan duduk rapi. Ternyata tata caranya tidak cukup sampai disini, ternyata masih ada peraturan berikutnya, harus duduk siap yaitu duduk sila dengan posisi tegak, tangan lurus di lutut, dan pandangan lurus ke depan. Di saat pelatih mengarahkan, ternyata ada salah satu siswa telah makan terlebih dulu, pelatih menyuruhnya berdiri di pojok dengan membawa omprengnya sebagai bentuk konskuensi atas kesalahannya tidak mengikuti aturan. Berlanjut ke peraturan beikutnya, doa, ada juga kode makan. Bunyinya “hap. haaaaaap. pyeng-pyeng, pyeng-pyeng. hap” Ini hal yang menurut saya lucu, unik dan menyenangkan.

Di saat makan, tidak boleh ada suara ompreng, dan ada satu prinsip yang bagus, yaitu “sendok mencari mulut, bukun mulut yang mencari sendok” (sederhana tapi sering kali kita lupa) dan makanan yang kami makan harus habis dalam hitungan detik yang di tentukan pelatih. Kami sangat cemas, karena kebanyakan dari kami terbiasa makan lambat. Namun karena kecemasan kami itu, ketika kami berusaha ternyata kami juga bisa makan dengan waktu yang singkat. Ada hal unik lagi (kejutan lagi) selesai makan pelatih memberi tugas kepada kami untuk menyimpan kulit pisang yang sudak kami makan isinya dengan baik (entah apa maksudnya, udah kerjain aja, daripada dapat hukuman) pikir kami.

Setelah semua selesai makan, kami bergantian untuk mencuci alat makan masing-masing. Dalam waktu yang singkat namun hasil mencucinya juga harus besih dan ditata kembali pada tempatnya. Kami segera berbaris kembali di depan rumah makan Pandawa dan berjalan menuju lapangan PBB. Di sana lapangannya lumayan luas, namun permukaaannya sudah rusak dan tidak rata. Lapangan PBB tersebut dikeliling bangunan-bangunan untuk garasi kendaraan TNI (para pelatih menyebutnya lapangan hitam). Di sana, kami dilatih bagaimana baris berbaris yang benar, namun saat itu ada beberapa teman kami yang merasa tidak kuat atau sakit, jadi mereka meminta ijin untuk istirahat. Para pelatih mengatakan kepada kami semua, bahwa mereka yang tiba-tiba sakit itu adalah cengeng, bermain watak, tidak punya daya juang, dan para pelatih akan tidak segan-segan untuk memberi treatment khusus kepada mereka yang berpura-pura. Ternyata gertakan itu membuat beberapa teman kami yang sudah mulai lemas dan mengeluh menjadi kembali bersemangat (karena takut kalee!!! He..he..).

Hari mulai sore, kegitan PBB dihentikan, untuk memberi kesempatan yg beragama muslim beribadah. Selesai beribadah berlanjut makan malam di rumah makan pandawa dengan tata cara yang sama. Setelah itu acara pembinaan kepribadian dan latihan lagu yel2. Kami sangat lelah dan mengantuk, kaki mulai terasa pegal dan ingin tidur (sambil membayangkan betapa empuknya kasur yang ada di rumah).

Pukul 22.00 WIB kami kembali ke tenda dan diperbolehkan untuk istirahat, kami langsung ke tenda dan tempat tidur masing-masing, setelah membereskan perlengkapan kami mulai merebahkan badan di velbed (tempat tidur lipat khas tentara) tidak ada yang kami khawatirkan lagi karena saking capenya kami langsung tertidur pulas, bahkan udara dingin dan nyamuk-nyamuk jumbo yang berpesta menghisap darah kami tidak kami hiraukan alias tidak terasa lagi. Sampai pukul 04.00 pagi semuanya sudah bangun, kami segera mandi. Karena kamar mandi di sana terbatas dan waktu yang di sediakan sedikit jadi kami harus mandi dengan cepat agar semuanya juga bisa mandi.

Hari kedua pukul 04.30 WIB kami sudah bersiap untuk senam pagi, kemudian melakukan kebersihan lingkungan, sarapan dan outbond. Ada yang takut ketinggian, jujur saat itu kami sangat takut. Pada saat melewati jebatan tali 2 memang belum menakutkan, namun setelah itu flyingfox . awalnya kami merasa tidak takut dan ingin segera mencobanya, namun ternyata setelah naik tangga dan sampai atas, kaki langsung gemetar, jantung berdebar-debar kencang. Namun karena rasa penasaran kami, akhirnya BONEK (bondo nekat) alias meberanikan diri... dan rasanya.. wow, ternyata tidak begitu menyeramkan.

Outbond yang ketiga yaitu meluncur rappelling (meluncur dari ketinggian dengan menggunakan tali), dari bawah kami sudah ciut nyali, sepertinya kami tidak berani naik yang ini. Kami hanya melihat beberapa pelatih yang sangat berani memberikan contoh turun dari atas dengan tali. Lama-lama melihat mereka, kami menjadi ingin naik juga, dan kami mulai menyemangati diri kami masing-masing dengan berfikir “kesempatan ini cuma sekali sayang kalau tidak mencobanya” dengan berfikiran itu, kami menjadi lebih berani. Kami tidak tau apakah nanti setelah sampai di atas berani meluncur atau tidak, yang penting kami sudah mencoba berani dulu. Ketika sampai di tangga pertengahan sebagian besar dari kami merasa kaki mulai gemetar, jantung berdetak kencang. Namun kami melihat salah satu teman yang berada di atas kami, “dia saja, berani sampai atas, masa kami tidak?” kami kembali menaiki anak tangga hingga akhirnya kami telah berada di puncak menara setinggi 15 m. Wow sangat menegangkan, mulai ragu, ingin buang air kecil, dan rasanya ingin turun kembali. Setelah beberapa menit di atas, kami mulai bisa mengendalikan perasaan dan rasa takut kami. Dengan rasa yakin kami beranikan diri untuk meluncur dan berteriak “SKITHERS” . setelah sampai bawah, kami heran. Apa tadi itu kami? (sulit dipercaya) yang sebelumnya takut ketinggian ternyata bisa juga meluncur rappelling.

Sekitar pukul 17.00 kegiatan outbond selesai. Semuaya diperbolehkan bersih-bersih diri. Setelah itu beribadah dan berkumpul kembali di lapangan. Kami menuju rumah makan pandawa untuk makan malam bersama. Masih dengan aturan yang sama. Selesai makan malam, kami diajari bermacam-macam yel-yel. Semua menyanyi dengan penuh semangat. Acara selesai dan kamipun diperbolehkan kembali ke tenda kami masing-masing untuk istirahat.

Pukul 01.00 WIB pagi tiba-tib terdengar suara ledakan yang sangat keras, semuanya bangun. kami sangat terkejut, sampai ada yang terjatuh, terlilit selimut. Saat itu suhunya masih sagat dingin, sampai beberapa dari kami menggigil. Kami diarahkan ke suatu tempat, di mana tempat itu sangat gelap, dan banyak pohon. Ketika pelatih bertanya siapa yang merasa sakit, untuk mundur. Ternyata yang sakit, entah benar-benar sakit atau pura-pura ada sekitar 50an siswa, kemudian yg termasuk dalam kelompok itu diberi nama kelompok bodrek, benar ternyata apa yang disampaikan para pelatih bagi mereka yang berpura-pura akan mendapat perlakuan khusus/alias obat dalam bentuk hukuman, dan luar biasanya setelah ada salah satu anak dari kelompok itu diberi perlakuan khusus, tiba-tiba banyak yang mendadak jadi sehat (ha..ha.. menggelikan sekali, itu tadi yang namanya sakit mental).

Kami di bagi menjadi 12 gelombang, satu gelombang terdiri dari 5 orang. Kami ditugaskan untuk mencari jejak, sungguh awalnya kami sangat takut, namun karena terbiasa di tempat itu, kami mulai berani, dan menghilangkan rasa takut itu. Saat perjalanan mencari jejak itu, banyak pelatih yang menakut-nakuti, seperti di kejutkan lah, suara orang menangis dan banyak lagi, apalagi saat itu keadaannya gelap dan dingin jadi suasana juga sedikit mencekam. Hehehe. (Auuuuu...Auuuuu kaya mister Tukul aja)

Sampai pukul 05.00WIB jejak malam selesai, kami kembali ke tenda untk cuci muka, kemudian senam pagi bersama, setelah itu makan pagi dan bersiap-siap untuk pulang. Dari kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kewiraan ini kami mendapatkan banyak ilmu kehidupan yaitu;
   
  1. Melatih kemandirian, tanggung jawab, kerja sama, empati dan kedisiplian
  2. Berani memimpin dan mau dipimpin
  3. Membiasakan diri mendahulukan kepentingan bersama dari pada individu
  4. Melatih mengendalikan emosi, karena semua capek, lapar dan mengantuk
  5. Melatih hidup sederhana
  6. Menghargai orang lain
  7. Mensyukuri makanan
Kegitan ini sangat membantu, dan mendidik kami siswa-siswi SMK Kimia Industri Theresiana untuk dapat mengembangkan karakter kami menjadi lebih baik. Walaupun pada awalnya kami semua mengeluh dengan kegitan ini, namun akhirnya kami sekarang benar-benar menyadari betapa kegiatan ini sangat penting bagi kami (pengen nambah), untuk melatih kami dan mempersiapkan mental kami untuk mengahadapi masa depan, yang tentunya banyak rintangan dan halangan, dan untuk itu pula kami diajarkan sikap pantang menyerah, terus berjuang utuk meraih cita-cita kami, dan bagaimana nanti kami semua menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri, sesama, bangsa dan negara.

Kegiatan ini akan menjadi kenangan yang takkan terlupakan, dan nilai-nilai kebaikan yang telah diajarkan akan kami bawa sapanjang hayat kami. Kami ucapkan terimakasih untuk sekolah kami tercinta SMK Kimia Industri Theresiana Semarang yang telah memfasilitasi kami untuk mengikuti kegiatan, kami ucapkan terima kasih pula kepada Bapak/Ibu guru yang telah besedia mendampingi kami, mengorbankan waktu, meninggalkan keluarga masing-masing demi kami, begitu juga kepada para pelatih dari kesatuan Banteng Raider, yang telah mendidik kami dengan sungguh-sungguh, tulus, selayaknya kami semua adalah putra-putrinya sendiri, dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Baik, yang telah menentukan kejadian dan kesempatan itu kepada kami, semoga ini menjadi bagian dari rencanaNya yang indah untuk kami semua Amien.

Teman-teman jangan lupakan lagu kita ya!!

SMKKI beraksi
Walau panas terik matahari
Berjuta kali kami slalu beraksi
Bagiku itu langkah pasti

Hari-hari esok adalah milik kita
SMKKI kebanggaan bersama
Maju terus itulah semboyannya
Yang slalu santun dan bersahaja

Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu, lagu kesusksesan 2X

Writen by: Desi Natalia XB